Tampilkan postingan dengan label Cinta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cinta. Tampilkan semua postingan

Jumat, 15 Juni 2012

Cerita Rizwan

Cerita ku

12.06.2009

Ini adalah sebuah cerita, bukan sebuah cerpen, bukan sebuah drama bukan pula sebuah novel, tapi ni adalah ceritaku.

Tentang ku. Aku bernama ozzy, umurku 19 tahun, aku gemar menulis, sport, apalagi music,, aku seorang yang kaya raya, hartaku gak bakal habis tujuh turunan, begitu pendapat orang, banyak orang yang menyukaiku, gak wanita, gak laki laki, semua sama aja, aku beranggapan mereka menyukaiku karna aku tampan (memuji diri sendiri), atau karna harta. Itu ga penting, yg penting aku punya banyak teman, oh ya banyak pula orang bilang kalo aku itu playboy, haaha, karna dekat dengan semua wanita,, tapi itu semua gak bener, aku mempunyai keluarga yang lengkap, papa, mama, kakak, n tidak mempunyai adik.

20.06.2009.

kemungkinan, n kalo gak salah itu malam minggu tepat nya tengah malam aku jadian sama perempuan yang bernama ochi, bisa dikatakan pertama kali aku long distance relationship, entah mengapa awal ku melihatnya aku tertarik kepadanya, walaupun hanya sepintas,,

Tentang ochi. Ochi berumur 14 tahun, dy suka banget nyanyi, dy seorang atlet gymnastic rhytmic, dy seseorang yang keras kepala, lumayan nakal, “bukan wanita nakal” tapi tingkah laku nya.

ochi belum pernah melihat wajah aku, karna aku harus memegang prinsip.

prinsip apakah itu ?????

seenarnya bukan prinsip sih, tapi taruhan.. taruhan sama seorang cowok yang menang menjadi ketua anggota kelompok, ups sepele banget ya, tapi kasian t cewek jadi bahan taruhan, aku kira bakal susah ngedapetin nya karna dy blum tahu siapa aku, tapi gak tau nya dy menerima aku secara cepat, lalu kami jalani hubungan kami denga lancar, tanpa telfonan, tanpa ketemuan, hanya lewat sms, miris banget ya, awal nya aku ga biasa klo gak telfonan, ternyata aku biasa juga skg, alhasil smpe skg dy belum pernah mendengar suaraku, melihat wajahku pun belum pernah mungkin.

apa dy bisa menjalanii hubungan ini ????

dan apakah aku bisa menjalani hubungan ini ????


satu bulan kemudian, aku mulai merasakan kemyamanan bila sms dengan nya, tanpa telfonan, tapi aku belum merasakan jatuh cinta, dy sangat baik, care, dan aku merasa kasih sayang pada nyake aku itu tulus, tapi sayang nya waktu itu dy belum tahu tanggal ultahku, waktu dy tahu,, dy menyuruh aku menunggu, dan memberikan surprise star, aku kagum sama dy, walau aku gak tau dy ambil konsep nya darimana, tapi aku bangga sama dy.

Satu bulan berlalu, dibulan september aku mulai menikmati dunia malam ku, bukan di club, tapi di arena balapan, aku yang dulu nya sangat menyukai balapan dan selalu ditemani rokok, ditemani wanita wanita seksi, tanpa berpikir panjang bagaimana kabar wanita ku disana ??

tapi itulah aku bila ditimpa masalah.

Bulan oktober aku kecelakaan, kalo aku gak salah inget, kecelakaan yang besar di area balapan tepatnya di muntok, aku langsung dilarikan ke jakarta, tanpa memberi kabar kepadda sang kekasih, ternyata aku koma, dan aku dibawa kerumah sakit internasional of singapura, dimana aku dilahirkan disana.

Ternyata aku harus oprasi, setelah berminggu minggu lamanya, aku sadar juga dari tidurku yang panjang, bukan sebuah nama mama, papa, yang aku panggil melainkan bernama ochi, iya dy kekasih ku, aku teringat padanya, aku baru sadar kalau aku telah mencintainya,, ochi adalah kekasih ku yg setia paddaku, aku percaya padanya, aku awalnya sudah lelah, aku putus asa, krna aku gak bisa berjalan, tapi karna dy, demi dy, aku mau untuk blejar berjalan, bagaimanapun itu, setiap malam pagi siang, aku berusaha untuk nya, berjuang untuk kembali ke indonesia, akutak tau bagaimana keadaan nya, apakah dia tau aku kritis, apakah dia tau aku kesakitan sambil menyebt namanya, apakah dy merasakan kesakitan yang kurasakan itu hanya dia yang tahu, bulan desember aku mengirim sebuah paket kepada temanku, yang bernama RIO, paket tu berisi liontin yang bertuliskan nama ozzy n ochi, aku kira paket itu sampai ketangan pacarku, tapi setelah aku tau, mereka mempermainkan kekasihku.

rio, dy ternyata menyaar menjadi aku, okta dy ikut permainan itu, aku kecewa aku marah, tapi mereka temanku, mereka menjelaskan padaku, semua itu dilakukan supaya ochi tak bersedih dimana aku menghilang, 2010 aku balik ke indonesia yg sudah lumayan sembuh, aku diantar ke jogja, aku bingung, mengapa aku harus ke jogja, ternyata aku mempunyai saudara di sebuah pesantren kecil, dy tampan, hitam, pintar, tapi tak kusangka dy pacaran dengan kekasihku, aku bersalah, ya memang aku yang salah mengapa aku meninggalkannya, permainan pun dimulai, aku mulai berubah, aku selalu mengikuti ermainan mereka, dan okta wanita itu wanita yang selalu patuh karena aku, karena hipnotis,,,

Semua mengikuti permainanku, bisa dibilang kasihan banget kekaih ku yang ada disana,,

waktu berlalu, dan kekasihku selalu aku bohongi, mungkin dy tau semua ini, aku tau dy pasti tau semua ini, aku kira dy akan bilang putus kepadaku, ternyata dy tetap bertahan dan sabar kepadaku, dan sekarang aku sangat sangat mencintainya,,

tahun baru 2011 datang, aku dikirimi paket dari ochi, sebuah jaket berwarana kesukaan ku, pemberiannya selalu ku pakei kemanapun, aku sangat mencintainya dan aku tak mau kehilanannya.

Bulan febuari, aku selalu merasa kelelahan, aku selalu merasakan sakit dikepala, lalu aku dibawa ke dokter, ternyata aku dinyatakan terkena kanker otak sadium 2,, aku gak percaya, mama gak tau, papa sudah meninggal, kakak ku entah merantau kemana.

hanya aku yang tahu, aku skg tak berdaya, tapi disampng iu kekasihku terus membuat ku bahagia, hingga skg, akhirnya dy tahu penyakitku, aku menderita kanker otak stadium 3, parah banget kalo udah sampe sgtu, tapi aku tetap terlihat bugar, iya bugar segar, tapi merintih kesakitan setiap malam, itu lah aku,, biaya yg aku keluarkan, terapi sana sini tanpa mau oprasi,, aku tidak mau oprasi karna oprasi bisa membuat aku lupa segalanya, bisa membuat aku cacat, maka aku putuskan untuk kemo saja, smpai rambutku hilag, kemo skg tidak aku jalani lagi, kata dokter umurku tidak panjang lagi, umurku diperkirakan hanya sampai bulan juli,, tapi dy bukan tuhan yang seenaknya saja berkata seperti itu, tubuhku tidak sekokoh dlu, tapi pacarku masih tetap mendukungku, dan menungguku, tapi aku tak mau melihatnya bersedih krna kehilangan ku kelak, aku mau dia bahagia, dan aku mau dia memaafkanku dengan apa yang telah aku perbuat,,

doaku, dimalam tahun baru aku bisa berjumpa dengannya, aku bisa memegang kedua tangannya, aku bisa berbaring di pangkuannya, itu doaku,, apakah itu terjadi, kita lihat saja nanti??


Itu cerita yang aku ingat selama aku hidup, tanpa melihat buku diary ku.

aku yakin aku bisa menceritakannya

aku mencintaimu selalu, aku menyayangimu selalu, berbahgialah karna ku, jangan bersedih karna ku, bila aku pergi meninggalkan dunia ini, berjanjilah, kelak kau akan menceritakan kisah cinta kita ini kepada anak anak mu disaat mereka dewasa, berilah nama anakmu itu namaku, aku ingin bersamamu selamanya, dihidup da matiku, kau cita terakhirku, jujur selama ini aku tak pernah selingkuh, aku hanya memberi cobaan, aku tak pernah mau marah kepadamu, tapi penyakitku ini, aku tidak mau kau mencintaiku lagi,, maafkan aku telah memarahimu, membohongimu, jujur aku cinta padamu, aku sayang padamu.

hanya ini yang bisa ku sampaikan padamu, krna aku tak sanggup mengeluarkan air mata lagi, kau lah wanita yang membuat aku menangis, kau adalah kebanggaan ku,, aku berpesan kepadamu janganlah kamu pcrn jarak jauh lagi, krna aku tak mau melihat mu mendrta lagi.


dengarkan lagu MAS (maafkan aku sayang) dari sandy.


tahun baru apakah ini terjadi ????



masih dipertanyakan.




sekian.


M.R.Ar.

Postedby Olvia Ningsih

Kenangan Indah Dibalik Lensa

       01.           EXT. Di Pantai (Sore)
 Dimulai dengan suara deru ombak yang saling sahut –menyahut dengan hembusan angin yang menggoyangkan pohon disekeliling pantai. Olvia duduk ditepi pantai, memegang ipad miliknya, asyik membuat dan mengetik artikel baru di blog pribadinya. Saddiya melihat dan memanggil.
Saddiya    : “ Vi, ngapain disana ? (Teriak)
Olvia       : Oh .. Hai, aku lagi buat artikel di blog nih. Sendirian aja ya, yang lain kemana ?
Saddiya    : (Berjalan mendekat) kurang tahu aku Vi, sibuk mungkin mereka.
Olvia       : membuat sibuk diri sendiri mungkin mereka, jalan-jalan yang tidak jelas tujuannya (senyum simpul)
Saddiya    : kamu Vi, sendirian aja disini memangnya tidak takut ?
Olvia       : tidak Sad, kenapa harus takut, masih ada yang diatas yang menjagaku (menatap langit) aku mau cari inspirasi disini, suasananya sangat tenang.
Saddiya    : cara bicaramu sudah seperti seniman saja (tertawa) inspirasi yang seperti apa? aku perhatikan kamu sibuk mengetik dari tadi. Buat artikel apa kamu, aku mau lihat boleh ya ? (mencoba untuk melihat)
Olvia       : (membalikkan ipadnya) Apa sih , Tidak ! Tidak boleh belum waktunya untuk dilihat.
Saddiya    : Ya ampun Vi, pelitnya sama teman sendiri. Hanya aku yang liat tak ada yang lain.
Olvia       : Tidak ! (memalingkan wajahnya) kamu lupa dengan yang Esa diatas, Dia juga lihat Sad. Kasih tahu pada teman-teman nanti malam kumpul ditempat biasa jam 7.
Saddiya    : baiklah Vi (mengangkat jempol) semua akan beres denganku (menepuk dadanya)
Olvia       : ingin muntah aku mendengarmu bicara seperti itu (tertawa) bosan aku melihat wajah kamu, buat Tidak konsentrasi fikiranku saja. Inspirasi aku bisa hilang, bila kamu terlalu lama disini (tertawa, menjulurkan lidah)
Saddiya    : apakah sejelek itu aku dimatamu (cemberut) jahat kamu vi (menjulurkan lidah) Ya sudah , aku pulang ya. Aku baru ingat aku disuruh ibuku menjemput adikku . Daaaahhhh …….. (melambaikan tangan, pergi meninggalkan Olvia)
Olvia       : (bicara sendiri) untung saja dia tidak memaksaku untuk memperlihatkan artikel ini (mengurut dada, menghela nafas) maaf teman aku tak bisa memperlihatkan ini. Nanti, kalau waktunya sudah tepat pasti aku akan kasih tahu tentang ini.
Senja disore itu membuat matahari nyaris tenggelam ditelan lautan. Olvia bergegas pergi meninggalkan pantai.
02.          INT. Resto (Malam)
                Olvia duduk menunggu, mendengarkan alunan musik ballad yang menemaninya. Risky datang bersama Veli, diikuti Yanez dan Andika dibelakangnya.
Olvia    : sepertinya kalian terlalu cepat untuk datang kesini ? kemana saja ? (kesal)
Risky    : Maklum Vi, jalan raya macet.
Olvia    : aku percaya aku percaya, silahkan duduk kenapa masih berdiri.
Veli, Risky, Yanez, dan Andika menarik kursi dan
duduk.
Andika : Si Teguh kemana ? kenapa belum datang ?
Veli      : Saddiya juga, belum kelihatan batang hidungnya. Padahal dia yang kasih tahu kumpul disini, eh.. dianya yang belum datang.
Yanez   : nah itu mereka, panjang umurnya. Baru juga diomongin, sudah datang orangnya.
Risky    : Hebat, hebat haha (tertawa), wooooiiiyyyy disini (teriak sambil melambaikan tangan memberi isyarat)
Saddiya : Pasti itu suara Risky (berbisik pada Teguh)
Teguh   : itu orangnya (menunjuk Rizky) siapa lagi kalau bukan dia, suara yang paling nyaring diantara kita bertujuhkan cuman suara dia sendiri (berbisik pada Saddiya) itu membuat gendang telinga aku mau pecah , huh (memegang telinganya)
Risky    : percepat jalannya,jangan memperlambat waktu kamu berjalan seperti itu sudah seperti model yang sedang berjalan dilumpur (bergurau)
Canda tawa memenuhi seisi resto. Ejekan-ejekan tak henti-hentinya dikeluarkan jadi bahan guyonan mereka.
Teguh   : Wah, guyonanmu terlalu sadis Ky. Saddiya ini (menyenggol bahu Saddiya) yang memperlambat waktu. Aku menunggu dia dirumahnya, eh dia masih asyik mandi.
Saddiya cemberut.
Saddiya : aku lagi yang disalahkan.
Teguh   : bukankah semua itu benar, itu adalah fakta dan itu bukan opini. Kenapa bibir  kamu seperti itu ?
Saddiya : Iya, iya aku tahu aku yang salah. Maaf.
Teguh   : heemm .. (berdehem)
Olvia    : sudah.. sudah, jangan bertengkar. Kalau saling berteman Tidak boleh lagi ribut seperti itu, kita sudah besar sudah SMA pula, yang harus terus di ingat kita juga  sudah berteman lama dari kecil persahabatan kita ini sangat erat sudah seperti saudara (mengingatkan saddiya dan teguh) daripada ribut disini lebi baik kalian pilih mau makan apa dimenu makanannya, pesan saja apa yang kalian mau malam ini aku yang bayar semuanya (senyum)
Semua tercengang.
Veli      : kamu serius, kamu tidak sedang sakit bukan ? (sambil memegang jidat Olvia)
Olvia    : tidak, buat apa aku bercanda. Ini Veli juga kenapa pegang-pegang jidatku (menggerakkan kepalanya)
Veli      : wah, tumben ya. Ada angin apa kamu Vi ? setahuku hari ini bukan ULTAH kamu ? ohh… aku tau pasti lagi dapat rezeki lebih .
Kepala olvia mulai sakit, Olvia hanya menjawab
dengan senyuman. Wajahnya berubah pucat. 
Andika : Iya, dia lagi ba….
Belum selesai Andika bicara, Olvia langsung
memotong pembicaraannya.
Olvia    : Ngomong terus kamu ah ! tidak selesai-selesai, udahlah lebih baik kalian, kalian (menunjuk satu persatu teman-temannya dengan matanya) ini pilih mau makan apa (menunjuk buku menu dengan telunjuknya) jangan bicara terus pusing aku mendengarnya.
Risky    : Galaknya kamu Vi malam ini, habis makan apa kamu tadi dirumah ?
Olvia merunduk menahan rasa sakit dikepalanya yang semakin memuncak, matanya berkunang, wajahnya pun semakin memucat, dia tau darah pasti akan keluar dari hidungnya, dia mengambil sapu tangan didalam tasnya, dan segera memegang hidung menutupnya dengan sapu tangan.
Yanez   : kenapa Vi ? (heran)
Olvia   : (bicara sendiri) yaahhh.. aku mohon jangan mimisan disaat seperti ini, bagaimana ini ? aku harus melakukan sesuatu supaya mereka tidak melihat apalagi curiga dengan tingkahku yang tiba-tiba seperti ini.
Yanez   : Vi, heii.. Vi (menggerakkan tangannya didepan wajah Olvia) kamu kenapa Vi, wajah kamu kenapa pucat ? apa kamu sakit ?
Olvia    : (tersentak) oh, engg.. eTidak nez , ak.. ak.. (gagap) ehm.. aku ke toilet dulu ya, sebentar (bangkit dari tempat duduknya, terburu-buru menuju toilet)
01.           INT.  Toilet (Malam)
Olvia berdiri didepan westafle (tempat untuk mencuci tangan) dan berkaca. Dia terus memandangi wajahnya yang tampak pucat. Darah tiba-tiba mengalir keluar dari hidung, dia memutar keran air dan membersihkan darah yang terus mengalir keluar dari hidungnya. Olvia membuka tas, mengambil obat dan meminumnya.
Sepucuk surat diambil dan dibaca kembali. Tak sadar, air mata juga ikut membasahi pipinya. Tangannya segera mengapus air mata. Darah dihidung juga ikut berhenti. Surat dimasukkan kembali kedalam amplop dan diletakkan diatas westafle. Wajah sembab itu ia basuh dengan air. Merasa sudah tenang, Olvia bergegas keluar dari dalam toilet.
FLASHBACK
02.          INT. Resto (Malam)
Canda tawa masih menghiasi resto. Satu sama lain saling mengejek. Guyonan tak pernah habis dilontarkan. Dari kejauhan Olvia berteriak.
Olvia       : foto aku !!
Andika    : latar belakangnya Tidak bagus, kenapa harus toilet ?
Olvia       : kreatif dika , sekali-kali. kenapa ? kamu iri mau difoto juga ? ayo dong foto aku, belum tentu aku bisa seperti ini lagi dihari esok.
Veli        : bicaramu asal, ah !
Saddiya    : betul, bicaranya asal, Tidak pernah difikir dulu.
Olvia       : ayolah , cepat
Olvia berpose, senyum manis terpaksa keluar dari bibirnya. Menutupi apa yang oernah terjadi pada dirinya, agar tak ada kecurigaan dimata teman-temannya.
Teguh     : ya sudah, aku saja. Ok.. siap ya
              1 .. 2.. 3..
Bunyi klik bersamaan dengan cahaya kamera muncul .
Veli        : aku mau , Vi.
Risky      : aku juga .
Olvia       : ya sudah semuanya saja ikut berfoto, biar adil. Kameranya disana saja, kamu atur jadi kamera otomatis. Waktunya 10 detik mungkin cukup, biar kita tak terlalu lama menunggu.
Teguh     : iya , tunggu aku atur dulu.
Sementara Teguh sibuk mengatur waktu kamera, yang lain juga sibuk menyiapkan pose.
Teguh     : sudah , semuanya siap ya (memencet tombol, dan segera berlari , langsung memasang pose)
Satu posisi ke posisi yang lain, gonta-ganti pose masih terus dilakukan, hingga lupa waktu. Orang yang ada disekelilingpun tak mereka perdulikan.
Olvia       : ya ampun sudah jam 21.00, aku harus pulang.
Andika    : masih jam 21.00 Vi, belum jam 22.00. sudah mau pulang secepat inikah ?
Olvia       : Ibuku berpesan jangan pulang larut, jam 21.00 sudah harus dirumah, harusnya aku tak boleh kena angin malam begitu katanya. Foto kita dicetak ya, nanti disimpan ke album foto kita, makanan semuanya sudah aku bayar, nikmati makanannya walau tanpa aku, makan tak perlu terburu-buru. Aku duluan ya . daahhhh … (berjalan pergi sambil melambaikan tangan)
Saddiya    : hati-hati ya Vi , . .
Pesanan makanan datang, semua kembali ke posisi duduk awal, menikmati makanan.
Veli        : waaaahhhh….! Kebetulan aku sudah lapar, perutku sudah keroncongan. Sepertinya ini enak (mengecap lidahnya) selamat makan ya .
Risky      : mari, makan.
Sedang asyik makan, tiba-tiba raut wajah Yanez berubah.
Yanez      : aduh . . (memegang perut)
Teguh     ; kenapa kamu nez ?
Yanez      : aku ke toilet dulu ya.
Andika    : kamu mau ngapain ? panggilan alam ya, haha (tertawa terbahak-bahak)
Veli        : cepat sana, bau nez.
Yanes berlari menuju toilet, yang lain melanjutkan makan hingga selesai.
Saddiya    : Alhamdulillah, kenyang (menyedot minuman)
Teguh     : (mengambil kamera) eh, Ve Lihat foto ini lucu ya (memperlihatkan gambar dikamera)
Veli        : iya, pipinya Si Saddiya  ya ampun.
Risky      : aku juga mau lihat guh.
Andika    : geser sedikit , aku tak bisa lihat.
Saddiya    : coba kasih ke aku kameranya, biar aku lihat sendiri gimana aku dikamera. Pasti aku sangat cantik ya ?
Veli        : aduuhh,,, (menggelengkan kepala) sungguh-sungguh engkau terlalu percaya diri sayang (mengejek)
Yanez keluar dari toilet membawa sesuatu.
Andika    : sudah selesai ya ? tak mau balik lagikah ? (senyum simpul)
Risky      : kamu bawa apa nez ditanganmu ? (heran)
Yanez      : amplop, aku menemukannya diatas westafle (mengangkat amplop menunjukkannya)
Saddiya    : keluar dari toilet kenapa bawa amplop ? punya siapa amplop itu nez?
Yanez      : Tidak tahu, tapi disini bertuliskan Nn.Olvia.
Veli        : itu bacanya nona yanez, bukan Nn. Dasar kamu nez , payah ! berarti itu punya Olvia, kok bisa tertinggal ya ?
Andika    : mungkin dia lupa.
Veli        : coba kamu buka Nez, kita baca apa isi suratnya.
Teguh     : jangan, tidak ada hak kita untuk melakukan itu, itu sudah termasuk rahasia orang lain yang tidak seharusnya kita ketahui.
Veli        : tapi dia itu sahabat kita.
Teguh     : walaupun sahabat, kalau itu adalah sebuah rahasia pribadi, kita tetap tidak boleh tahu. Kamu saja yang pegang surat itu malam ini Nez, dan kasih ke dia besok disekolah.
Andika    : cara kamu berbicara sudah seperti para psikolog.
Teguh     : iya lah, memangnya kamu kerjanya bercanda terus tidak pernah serius.
Andika    : itu berarti aku adalah orang yang inspiratif.
Risky      : Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya ingat waktu, sekaran sudah jam berapa. Besok adalah hari senin kita harus sekolah, bukan lagi hari libur.
Saddiya    : ayo kita pulang.
Veli        : (menguap) aku ngantuk.
Yanez      : ayolah, tunggu apa lagi. Hari sudah semakin larut.
Semua bangkit dari tempat duduk dan beranjak pergi meninggalkan resto.
01.           EXT./INT. Sekolah (Siang)
Semua duduk didepan kelas kecuali olvia. Tampak Andika sedang asyik memainkan gitar.
Teguh     : “ hei, jangan berisik !
Veli        : iya, telingaku jadi sakit mendengar suaramu itu.
Saddiya    : jangan seperti itu , dia juga teman kita.
Andika    : kalian berdua jangan sok hebat, kalian juga belum tentu bisa iya kan ?
Yanez      : cukup, cukup hentikan semuanya. Sahabat itu saling mendukung, bukan saling menjelek-jelekkan.
Risky      : daripada membuat gaduh disini, lebih baik kita nyanyi sama-sama.
Saddiya    : benar , aku setuju dengan kamu Ky.
Veli        : tapi, aku merasa ada sesuatu yang kurang.
Teguh     : apa ?
Veli        : Olvia kemana ? kalau dia tidak ada kita sudah seperti lagu tanpa suara.
Yanez      : ngomong-ngomong soal Olvia, dia kemana ya ? kenapa dari tadi aku tidak melihatnya ?
Andika    : teman sendiri kenapa tidak tahu kamu Nez ?
Veli        : kamu tahu dia dimana Dika ?
Andika    : tidak, aku tidak tahu (senyum)
Risky      : hmm … aku punya usul, bagaimana kalau nanti sore kita pergi kerumah dia.
Saddiya    : setuju. Aku jemput kamu nanti Ve.